Dikirim oleh humas3 pada 28 November 2012 | Komentar : 0 | Dilihat : 328

Prof Sitompul Ketika Memberikan Pemaparan
Masyarakat Indonesia masih menjadi konsumen beras tertinggi ketiga di dunia setelah China dan India yang masing-masing berada di posisi pertama dan kedua. Demikian dipaparkan oleh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Ir. S.M. Sitompul dalam International Conference On Food Security (ICFS) di Gedung Widyaloka, Selasa (27/11).
“Konsumsi dan produksi beras Indonesia sebanyak 50.1x10juta ton, sedangkan China dan India masing-masing adalah 179.3 x 10 juta ton dan 136.6 x 10 juta ton,”kata Prof Sitompul.
Tingginya tingkat konsumsi beras masyarakat Indonesia disebabkan karena masih adanya paradigma masyarakat terhadap makanan pokok beras yang belum bisa dirubah dalam jangka pendek.
“Masyarakat Indonesia itu masih mempunyai sebuah paradigma “tidak makan jika tidak makan nasi”, meskipun sudah makan mie satu mangkok penuh. Jadi meskipun sudah mendapat asupan karbohidrat jika belum makan nasi, ya…dianggap belum makan,”kata moderator seminar Endang Nindyowati, M.Sc, M.Sc.
Sehingga, untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras perlu dilakukan diversifikasi makanan yang menjadi salah satu komponen pendukung ketahanan pangan. Komponen pendukung ketahanan pangan tersebut terdapat dalam makanan yang mempunyai sumber karbohidrat, protein, vitamin, dan lipid (lemak). Contoh dari makanan yang bisa menggantikan beras, seperti singkong, kentang, pisang, tomat, bentoel, dan lain sebagainya.
Dikatakan oleh Prof. Dr. Ir. Keppi Sukesi yang turut menjadi pemapar bahwa konsumsi beras dan sayuran juga memainkan peran vital dalam menyediakan diversifikasi pangan dan nutrisi untuk diet. Lebih dari itu, kandungan gizi yang terdapat dalam tanaman holtikultura tersebut jumlahnya sangat melimpah di Indonesia.
“Lebih dari 20 spesies buah tropis dan lebih dari 21 spesies sayuran tumbuh di Indonesia,”katanya.
Dengan kondisi tersebut, Indonesia seharusnya mampu menjadi negara pengekspor sayur dan buah-buahan dan tidak mengimpor makanan dari luar. [Oky]